Marini Bekti Noviati

Marini Bekti Noviati

Tak banyak hal yang ingin kutuntut darimu, nantinya. Setelah akad usai, maka perjalanan ke tahap berikutnya baru saja dimulai.

Mau tidak mau, hari itu, tanggung jawab orangtuamu akan dirimu, berpindah posisi kepadaku. Kau yang pernah dibahagiakan sekuat hati, lalu dirawat dengan didikan yang begitu baik sekali, oleh kedua orang tuamu, pada akhirnya kau harus berbakti seutuhnya kepadaku, laki-laki yang baru kau kenal tempo hari. Aku harap nantinya, kau bisa menerima kekuranganku, dan memaklumi buruknya masa laluku. Aku bukan laki-laki yang sempurna, seperti impianmu. Aku jauh dari apa yang kau harapkan, bahkan tak lebih baik dari orang-orang yang pernah singgah dalam hatimu. Bermodal keberanian dan keyakinan akan cukupnya persiapan, aku memberangkatkan diri untuk menjemputmu, dirumah yang selama ini kau tinggali, bersama sepasang surga yang sangat kau cintai.

Aku memintamu, dengan serendah-rendahnya kepala, kukatakan keterbatasan dan kekuranganku kepada dua malaikat yang selama ini telah mengasuhmu. Kujelaskan, visi dan misiku dalam tekadku untuk mempersuntingmu. Dalam dekapan-Nya aku tak henti-hentinya, merapalkan do'a, untuk membulatkan tekadku, agar tak ada keraguan dalam memilihmu menjadi pasanganku.

Tak banyak hal yang kupinta darimu nanti, aku hanya ingin kau temani sisa waktuku, kita rakit lagi mimpi dan rencana sederhana kita dalam menempuh jalan menuju surga. Akan kubantu dirimu, yang kelak akan menjadi istriku, kau bukan pembantu yang harus mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, aku ingin membagi lelahku untuk lelahmu nantinya.